Selasa, 01 November 2011

PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN


ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN PENDUDUK

kelahiran atau yang biasa disebut dengan natalitas adalah tingkat kelahiran hidup dari seorang wanita selama masa reproduksinya. Maksudnya masa seorang wanita siap untuk melahirkan keturunan. Natalitas dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1) Angka kelahiran kasar, yaitu banyaknya bayi yang lahir hidup setiap 1.000 penduduk selama 1 tahun.
CBR (crude birth rate) = angka kelahiran kasar
B (birth) = jumlah kelahiran
P (population) = jumlah penduduk

2) Angka kelahiran khusus, yaitu banyaknya bayi yang lahir hidup setiap 1.000 penduduk wanita usia tertentu (usia subur) selama satu tahun. Usia subur atau usia melahirkan seorang wanita adalah umur antara 15 – 49 tahun. Setiap tahun angka kelahiran dapat bertambah ataupun berkurang.

Adapun faktor-faktor yang dapat mendorong angka kelahiran di antaranya sebagai berikut:
1) kawin usia muda;
2) adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti:
a) anak sebagai penentu status sosial;
b) punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat;
c) anak sebagai penerus keturunan;
d) banyak anak banyak rezeki.

Selain faktor pendorong di atas, terdapat pula faktor-faktor penghambat angka kelahiran, di antaranya yaitu:
1) pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB);
2) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan;
3) wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak;
4) karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau keguguran ketika melahirkan;
5) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.

Selain kelahiran, hal yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan penduduk adalah kematian atau mortalitas. Kematian adalah waktu ketika seseorang diambil nyawanya oleh sang Pencipta sehingga ia tidak dapat melangsungkan kehidupanya di dunia atau meninggalnya seorang penduduk menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk. Kematian dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.

1) Angka kelahiran kasar adalah banyaknya orang yang mati setiap 1.000 penduduk per tahun.
CDR (crude death rate) = angka kematian kasar
D (death) = jumlah kematian
P (population) = jumlah penduduk

2) Angka kematian khusus adalah banyaknya orang yang mati setiap 1.000 penduduk usia tertentu per tahun.
Sama halnya seperti angka kelahiran, angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Faktor-faktor penunjang kematian:
a) adanya bencana alam dan wabah penyakit;
b) fasilitas kesehatan yang kurang;
c) tingkat kesehatan masyarakat yang rendah;
d) makanan kurang bergizi;
e) kecelakaan lalu lintas;
f) adanya peperangan.

MIGRASI

Migrasi penduduk adalah gerak perpindahan penduduk secara horizontal untuk pindah tempat tinggal melintasi batas administrasi. Perpindahan penduduk yang berlangsung dalam masyarakat ada dua macam sebagai berikut. Perpindahan vertikal, yaitu pindahnya status manusia dari kelas rendah ke kelas menengah, dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih tinggi, atau sebaliknya. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal disebut migrasi.

            Jenis-jenis Migrasi
Migrasi internasional (migrasi antarnegara)
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara   lain.
Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu Negara dengan tujuan menetap.
Emigrasi, yaitu berpindahnya penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap.
Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu Negara ke Negara asalnya.
Migrasi internal (migrasi nasional)
Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang masih berda dalam lingkup satu wilayah Negara. 

Jenis-jenis migrasi lainnya
Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau keamanan
Weekend, yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat berudara sejuk.
Forensen, yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota, sehinggasetiap hari menglaju (pergi dan pulang).
Turisme, yaitu orang-orangyang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah/Negara yang dituju.
Reuralisasi, yaitu kembalinya pelaku urbanisasi ke daerah pedesaan.
Pola Perpindahan (Mobilitas) Penduduk Suatu Daerah
Pola perpindahan (Mobilitas) penduduk dibedakan menjadi empat mecam sebagai berikut.
             Pola perpindahan harian, yaitu perpindahan penduduk setiap hari dari desa ke kota untuk mencari makan. Setiap hari melakukan perjalanan pergi pulang/nglaju (pergi pada pagi hari dan pulang pada sore hari).
Contoh : perpindahan penduduk dari kaki pegunungan Himalaya, bila musim dingin turun ke daerah

Lembah, sedangkan saat musim panas mereka akan kembali ke daerah semula.
Pola perpindahan menetap, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat laindengan tujuan menetap sekurang-kurangnya enam bulan lamanya.
Pola perpindahan tidak menetap, yaitu perpindahan penduduk Dallam jangka waktu pendek, tidak begitu teratur waktunya, dan hanya berdasarkan kebutuhan, contoh : salesman atau pedagang keliling yang melakukan promosi produk dari suatu perusahaan.


Dampak Positif dan Negatif Migrasi serta Usaha Penanggulangannya


Dampak Migrasi
Dampak positif migrasi terhadap daerah yang ditinggalkan
Berkkurangnya jumlah penduduk sehingga mengurangi jumlah pengangguran.
Meningkatnya kesejahteraan keluarga di desa, Karena mendapat kiriman dari yang pergi, terutama dari yang sudah hidup layak.
“Seimbangnya” lapangan pekerjaan di desa dengan angkatan kerja yang tersisa, karena banyak orang yang meninggalkan desa.
Dampak negatif migrasi terhadap daerah yang ditinggalkan
Berkurangnya tenaga kerja muda daerah.
Kurang kuatnya stabilitas keamanan karena hanya tinggal penduduk tua.
Semakin berkurangnya tenaga penggerak pembangunan di desa.
Terbatasnya jumlah kaum intelektual di desa karena penduduk desa yang berhasil memperoleh pendidikan tinggi di kota pada umunya enggan kembali ke desa.


            Dampak positif migrasi terhadap daerah yang dituju
Jumlah tenaga kerja bertambah.
Integrasi penduduk desa-kota semakin tampak.
              Dampak negatif terhadap daerah yang dituju
Semakin padat jumlah penduduknya.
Banyak terdapat pemukiman kumuh.
Lalu lintas jalan semakin padat.
Lapangan kerja semakin berkurang sehingga banyak dijumpai pengangguran tuna wisma, tuna susila, dan tindak kejahatan.
Terdapat kesenjangan ekonomi dalam kehidupan di masyarakat.
Usaha-usaha Pemerintah dalam Menanggulangi Permasalahan Akibat Migrasi

Usaha-usaha untuk mengatasi permasalahan akibat migrasi desa-kota antara lain sebagai berikut.
Membuka lapangan kerja baru di desa melalui kegiatan padat kray.
Membangun sarana dan prasarana baru di bidang transportasi antardesa.
Melaksanakan pembangunan regional melalui pembangunan kota-kota satelit di sekitar kota tujuan utama, seperti Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor yang merupakn kota satelit Jakarta.
Melaksanakan program pembangunan pedesaan dengan mengembangkan potensi desa sehingga penduduk desa tidak perlu lagi meniggalkan desanya untuk mencari pekerjaan.
Mengadakan “politik kota tertutup”, yaitu larangan keras bagi penduduk yang tidak ber-KTP dan tidak mempunyai penghasilan tetap untuk menetap di kota yang dituju.
Menggalakkan kegiatan industry kecil/industri rumah tangga di desa.
Meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara intensifikasi (sapta usaha tani) dan diversifikasi pertanian.


STRUKTUR PENDUDUK

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar. Data tentang jumlah penduduk dapat diketahui dari hasil Sensus Penduduk (SP). Sensus penduduk yang telah dilakukan selama ini adalah SP 1930, SP 1961, SP 1971, SP 1980, SP 1990, dan yang terakhir adalah Sensus Penduduk 2000. Untuk memenuhi kebutuhan data antara dua sensus, Badan Pusat Statistik melaksanakan Survey Penduduk Antar Sensus (Supas) tiap-tiap tahun yang akhiran dengan angka lima, kecuali Supas 1976. Selama ini telah dilaksanakan Supas 1985, Supas 1995 dan yang terakhir adalah Supas 2005.

Informasi tentang jumlah penduduk serta komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, pekerjaan dll. penting diketahui terutama untuk mengembangkan perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dll. yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia.
Bagian ini akan membahas tentang karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin, serta karakteristik penduduk menurut persebaran tempat tinggal, dan pertumbuhan penduduk.

Umur Penduduk
Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin, atau yang sering juga disebut struktur umur dan jenis kelamin. Struktur umur pendudukdapat dilihat dalam umur satu tahunan atau yang disebut juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan. Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir. Misalnya Ani lahir pada bulan Januari tahun 1998 dan Sensus 2000 dilaksanakan pada bulan Juli. Jadi pada saat Sensus 2000 dilaksanakan Ani berusia 2 tahun 6 bulan, tetapi dalam perhitungan demografi Ani dicatat sebagai berumur 2 tahun saja.
Digital Preference
Sensus maupun survey yang dilaksanakan di Indonesia mencatat adanya digital preferenceyakni kecenderungan penduduk menyebut umurnya dengan angka berakhiran 0 atau 5. Hal ini menyebabkan penumpukan penduduk dengan umur-umur berakhiran 0 dan 5 (age heaping), sebaliknya terdapat kekurangan cacah pada umur-umur lain terutama umur yang berakhiran 1, 4, 6, dan 9. Untuk menanggulangi hal ini demografer memakai struktur umur yang dikelompokkan dalam umur lima tahunan yakni : 0-4 ; 5-9 ; 10-14 ; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-69; 70-74; 75 tahun ke atas.
Catatan: harap diperhatikan bahwa penulisan kelompok umur adalah 0-4, 5-9 … dst, dan bukan 0-5, 6-10 dll. Penulisan pengelompokan 0-4 berarti kelompok penduduk umur 0 sampai dengan umur 4 tahun 11 bulan 29 hari, yakni tepat sehari sebelum umur 5 tahun. Demikian juga untuk usia 9, 14 dst. Ini berkaitan dengan definisi umur saat ulang tahun terkahir yang telah diterangkan sebelumnya.

Penduduk Muda dan Penduduk Tua
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau tua. Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk.
Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun ini. Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan dasar mulai dari perawatan Ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk penyediaan imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar termasuk guru-guru dan sarana sekolah yang lain.
Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban yang cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain lain. Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena persen penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah penduduk yang besar, maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk memperoleh perhatian dari pemerintah pusat maupun lokal.

Karakteristik Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk menurut umur dapat ditabulasi silang dengan jenis kelamin atau dapat juga ditabulasi silang dengan karakteristik sosial misalnya penduduk menurut umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk menurut umur dengan tempat tinggal, penduduk menurut umur dengan status pekerjaan dll.
Di bawah ini adalah Tabel jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP 2000 yang dikelompokkan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan menurut kelompok umur 5 tahunan.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Indonesia menurut Umur dan Jenis Kelamin, (dalam ribuan)
Kel. Umur Laki-laki Perempuan Total Rasio Jenis Kelamin
0-4 10188,7 9832,7 20021,4 104
5-9 11157,3 10788,9 21946,2 103
10-14 10824,1 10413,9 21238,0 104
15-19 10652,3 10611,7 21264,0 100
20-24 9759,0 10333,2 20092,2 94
25-29 9135,4 9596,1 18731,5 95
30-34 8455,4 8507,0 16962,4 99
35-39 7537,0 7454,4 14991,4 101
40-44 6495,3 6143,6 12638,9 106
45-49 5170,3 4689,9 9860,2 110
50-54 3880,6 3625,7 7506,3 107
55-59 2995,3 2941,5 5936,8 102
60-64 2481,5 2592,1 5073,6 96
65-69 1810,6 2012,2 3822,8 90
70-74 1267,6 1392,3 2659,9 91
75+ 1369,2 1728,2 3097,4 79
Jumlah 103179,9 102663,4 205843,3 101
Sumber: SP2000, BPS 2005, (Data Dirapihkan)

Kegunaan
Informasi tentang jumlah penduduk untuk kelompok usia tertentu penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan. Keterangan atau informasi tentang penduduk menurut umur yang terbagi dalam kelompok umur lima tahunan, sangat penting dan dibutuhkan berkaitan dengan pengembangan kebijakan kependudukan terutama berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam pembangunan.
Dengan mengetahui jumlah dan persentase penduduk di tiap kelompok umur, dapat diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak (usia 0-4 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun ke atas). Juga dapat dilihat berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun. Selain itu, dalam pembangunan berwawasan jender, penting juga mengetahui informasi tentang berapa jumlah penduduk perempuan terutama yang termasuk dalam kelompok usia reproduksi (usia 15-49 tahun), partisipasi penduduk perempuan menurut umur dalam pendidikan, dalam pekerjaan dll.
Indikator Karakteristik Penduduk
Indikator penting tentang umur dan jenis kelamin maupun jumlah penduduk adalah:
1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
3. Tingkat pertumbuhan penduduk


KEBUDAYAAN

Perkembangan Agama Hindu Budha
Agama yang pertama masuk di Indonesia  adalah hindu dan budha. Sejarah Perkembangan Agama Hindu Budha di Indonesia sangat menarik untuk di pelajari. banyak kebudayaan pada masa tersebut yang sampai sekarang masih ada dan masih sering kita lihat.
Indonesia juga mencapai puncak kejayaan masa-masa tersebut, mulai dari kerajaan sriwijaya, kerajaan majapahit, dan lain-lain. maka jika kita mempelajari kebudayaan hindu-budha mungkin tak cukup 1 tahun. kebudayaan dan sangat menarik, sangat berkesan, dan sangat berbudaya.

Sistem Kepercayaan                      
Dalam agama Budha terutama dalam system Mahayana menurut system wagniadatu menyebutkan dewa tertinggi adalah Adibudha dan tidak dapat digambarkan karena tidak berbentuk.

Sidharta Gautama

Pendiri agama Budha adalah Sidharta Gautama yaitu seorang anak raja yang mendapat penerangan batin atau enliptenmen. Dia mengantakan bahwa dunia yang kita lihat adalah maya dan manusia adalah tidak berpengetahuan. Kehidupan manusia mengalami sansana atau hidup kembali sebagai manusia atau binatang.

Ganesha
Ganesha adalah anak Siwa dengan Arwati. Dengan digambarkan berkepala gajah dan bertangan empat, pada dahinya juga terdapat mata ketiga.
Dan pada setiap tangannya terdapat benda yang berbeda yaitu :
a)
 Tangan kanan bawah memegang patahan gadingnya
b)
 Tangan kanan atas memegang tasbih
c)
 Tangan kiri atas memegang Kapak
d)
 Tangan kiri bawah memegang mangkuk yang berisi manisan

Proses masuknya ISLAM

1. Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat.

            2. Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Sumber-sumber berita itu di antaranya sebagai berikut.
Berita Arab, berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah melakukan aktifitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Kegiatan para pedagang Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
Berita Eropa, berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Sumatera bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai.
Berita India, dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena di samping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.
Berita Cina, berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.

Sumber : http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/210/210/
              wikipedia
              http://hasheem.wordpress.com/2009/07/28/proses-masuk-dan-berkembangnya-agama-dan-    kebudayaan-islam-di-indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar